Ramai orang terlupa tentang kebesaran kuasa Allah. Aku juga!
Bila dia berbuat jahat, setiap kejahatannya itu bagaikan direstui. Lalu kita merasakan sangat tidak adil dengan situasi itu, padahal Allah lebih tahu percaturan terbaik setiap hambaNya.
Bila dia mendapat hidup yang lapang, dia tidak bersyukur. Masih jua tamak untuk menguasai. Lalunya kita merasakan sangat tidak adil dengan situasi itu, padahal Allah lebih tahu percaturan terbaik setiap hambaNya.
Bila dia dianugerahi rezeki yang mencurah, dia tidak menghargainya. Masih lagi haloba untuk mengaut laba dunia biarpun menggunakan jalan yang salah. Seakan terlupa kepanjangan usia yang kian memendek. Padahal Allah sendiri sering mengingatkan dalam kitab, mati itu pasti datang biar sejauh mana kita lari.
Ketika dilimpahi dengan kasih sayang yang melimpah ruah, dia terlupa untuk menghargai hingga sanggup mengkhianatinya… Allah lebih tahu percaturan setiap hambaNya yang ada masanya terlalu sibuk untuk insafinya.
Dan ketika Allah mendatangkan musibah kepadanya, masihkah lagi dianggap ujian untuk dia yang terlalu jauh tersasar itu? Bila Allah tidak izinkan lagi, maka tamat sudah perancangan manusia. Tidakkah kita sedar, ujian untuk dia itu masih juga menjadi ujian untuk kita juga. Menguji sejauh mana empati kita selepas dikhianati. Menguji setakat mana kentalnya jiwa kita untuk memaafkan dia, memberi sedikit ruang untuk dia kembali ke pangkal jalan.
Allah maha tahu. Allah maha hebat dan berkuasa, melebihi segala jenis kehebatan yang ada di dunia.
Biarpun mahu rasanya bergembira dengan apa yang berlaku itu, namun aku tahu, antara dia dan Allah siapalah kita untuk menghakiminya. Semoga dia sempat untuk kembali ke pangkal jalan sebelum benar-benar terlambat.
Usah menganiaya orang demi kepentingan sendiri. Doa orang teraniaya itu tanpa hijab. Doa yang Mudah makbulnya. Dan doa aku saat dianiayai sebegitu pernah makbul dalam waktu yang cepat juga tanpa aku sendiri menyangkanya.
Ketika itu, aku sendiri terkedu sama ada untuk gembira dan syukurinya, ataupun bersedih.